Tradisi Ramadan di Berbagai Daerah di Indonesia tentu sangat banyak. Karena Indonesia sangat lah luas. Mari kita mulai dari yang saya tahu, Jawa Barat. Saya tinggal di Serang Banten. Sebelumnya tinggal di Tangerang. Sedangkan orang tua berasal dari Garut, Jawa Barat.
Jadi, saya mungkin hanya tahu tradisi Ramadan di sekitar Jawa Barat saja. Tradisi Ramadan di berbagai provinsi di Jawa Barat memperlihatkan keberagaman budaya dan kearifan lokal masyarakat setempat dalam menyambut bulan suci ini.
Tradisi Ramadan di berbagai daerah di Indonesia
Kalau saya perhatikan, walau ada tradisi yang khas pada satu daerah, sebenarnya daerah sekitarnya juga mengenal dan melakukan tradisi tersebut. Misalnya kebiasaan Munggahan di Bandung, saya juga mengenalnya saat tinggal di Banten.
Sama halnya dengan kebiasaan ziarah kubur, Hal tersebut saya temui di banyak daerah. Berikut adalah penjelasan lebih detail mengenai tradisi-tradisi tersebut
1.Misalin di Cimaragas
Tradisi Misalin dilaksanakan oleh masyarakat setempat di Cimaragas. Mereka membersihkan situs dan makan leluhur di Situs Bojong Galuh Salawe. Pada malam harinya, mereka menggelar ‘ngadamar’ atau berkeliling kampung memberitahukan kepada warga bahwa besok merupakan hari Misalin.
Tradisi ini diselenggarakan dengan saling bersalaman antar warga. Kemudian, dilanjutkan dengan makan bersama, menunjukkan semangat kebersamaan dan persiapan spiritual menjelang Ramadan.
2.Papajaran di Sukabumi
Tradisi Papajaran dilakukan oleh masyarakat Sukabumi dan Cianjur sebagai sambutan untuk terbitnya bulan Ramadan. Tradisi ini berupa kegiatan rekreasi. Mereka pergi bersama ke suatu tempat. Kemudian, makan-makan yang dilakukan sepekan sebelum puasa.
Papajaran menjadi momen untuk berkumpul bersama keluarga. Bukan hanya itu, berkumpul dengan kerabat dalam suasana penuh makna, menandai dimulainya persiapan menuju bulan Ramadan.
3.Munggahan di Bandung
Munggahan adalah tradisi yang dilaksanakan oleh masyarakat Sunda di Bandung menjelang Ramadan. Biasanya dilakukan pada akhir bulan Sya’ban. Tradisi ini melibatkan kegiatan berkumpul dengan keluarga. Inti dari kegiatannya adalah saling bermaafan sebelum berpuasa.
Hal lain yang identik dari budaya ini adalah makan dan berdoa bersama. Munggahan menjadi waktu untuk mempererat ikatan kekeluargaan dan persiapan mental dan spiritual menyambut bulan Ramadan.
Suatu hal yang biasa untuk makan bersama di resto atau salah satu rumah yang ikut munggahan. Tradisi lain yang jadi ciri khas Munggahan adalah makan bersama di daun pisang yang panjang. Semua makan bersama dengan duduk mengelilingi daun pisang tersebut.
4.Nyekar di Majalengka
Tradisi Nyekar atau ziarah kubur adalah salah satu tradisi Ramadan di Jawa Barat, khususnya di Majalengka. Tradisi ini melibatkan mendoakan keluarga dan saudara yang telah meninggal dunia, serta membersihkan makam keluarga menjelang bulan Ramadan. Nyekar menjadi momen untuk mengenang leluhur dan memperkuat hubungan spiritual dengan mereka.
5.Festival Liwet di Ciamis
Festival Liwet dilaksanakan di pesantren di Ciamis dengan tujuan melatih para santri dalam memasak makanan tradisional dan liwet. Para santri memasak nasi liwet dan masakan khas lainnya menggunakan sejumlah tungku dadakan.
Festival ini tidak hanya menjadi ajang pelatihan keterampilan memasak, tetapi juga memperkuat nilai-nilai kebersamaan dan kearifan lokal dalam menjalankan tradisi Ramadan.
Setiap tradisi Ramadan di Berbagai Daerah di Indonesia, khususnya Jawa Barat. Semua tradisi tersebut memiliki nilai-nilai yang khas dan menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan masyarakat di Jawa Barat dalam menyambut bulan Ramadan.
Tradisi-tradisi ini memperkaya budaya lokal dan memperkuat ikatan sosial antar warga setempat. Mungkin hal yang sama terjadi di daerah lain di Indonesia. Hanya dengan nama yang berbeda atau sedikit modifikasi.
Pada intinya, Bulan Ramadan adalah momen yang disambut dengan suka cita. Nilai agama ini telah melebur dengan baik berama tradisi sehari-hari. Jadi, memeriahkan kedatangan bulan suci tersebut dengan berbagai aktivitas yang mempererat silaturahmi.